Monday, November 24, 2014

(No Title)


"Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa; janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu." (Efesus 4:26).

Semua orang pasti pernah marah dan dimarahi, karena memang marah adalah hal yang manusiawi. Kita tidak bisa menghindar dari kemarahan walaupun kita adalah orang yang sabar. Sesabar2nya seseorg pst pernah marah.

Pertanyaannya, apakah marah itu dosa? Jawabannya adalah tidak! Karena marah merupakan salah satu emosi manusia bahkan Tuhan menegur& menyuruh kita, untuk memperbaiki kesalahan.

Tuhan Yesus pernah marah, tp kebanyakan kita marah2.
Mengapa banyak orang Kristen jatuh dalam dosa karena marah?
Masalahnya adalah marah itu dapat menyebabkan kita kehilangan kendali, kekudusan dan menjatuhkan orang lain ke dalam dosa (melukai).

Orang Kristen yang marah haruslah memakai hikmat dari Allah sehingga kita tidak berdosa kepada Allah dan orang yang dimarahi tidak kecewa, tetapi menjadi lebih baik.

Saat kita marah, Diamlah sejenak!
Jangan ambil keputusan apapun saat anda marah, krn orang yg sedang dikuasai emosi, tdk akan mengambil keputusan yang benar.

Alkitab menekankan dlm Ef 4:26:
1. TIDAK BERBUAT DOSA & TIDAK LUPA BERDOA.
Kita perlu menyadari bahwa marah itu haruslah memiliki tujuan yang baik dan melakukannya dengan benar.
Walau kita marah kendalikan kata-kata kita, spy tidak memaki & mengutuk. Karena kalau kita melakukannya, maka kita kehilangan kekudusan. Janganlah karena amarah itu, kita lupa berdoa kepada Tuhan.

Krn itulah pentingnya hubungan intim kita dg roh kudus, spy kita ttp ada dlm penguasaan diri.. Bacalah FirmanNya stp hari, spy hidup & hati kita senantiasa dijaga & hidup takut akan Allah..

2. JANGAN SAMPAI MATAHARI TENGGELAM (Ef 4:26).
Artinya jangan sampai berganti hari. Marah tidak boleh dibawa tidur, karena waktu tidur bisa merupakan waktu-waktu berkat dicurahkan tetapi bisa juga merupakan waktu setan bekerja.

3. JANGAN MENYIMPAN DENDAM.
Jangan menyimpan dendam. Belajar mengampuni atau melepaskan pengampunan.

Friday, November 21, 2014

Breakfast with God 3

Breakfast with God,

Berdoa, satu hal yang menjadi bagian dalam kehidupan orang beriman dan kebanyakan isi dari doa adalah meminta sesuatu dari Tuhan, entah itu perlindungan, kesembuhan, kesuksesan, kelulusan, dsb

Dan kita sudah seringkali mendengar dari khotbah-khotbah bahwa jawaban doa itu berbeda-beda, bermacam-macam, tak pernah seragam.

Jawaban Tuhan tidak pernah bisa kita tentukan atau kita duga terlebih dahulu, karena Allah kita itu adalah Allah yang berdaulat, Ia tahu jawaban yang paling benar dan paling tepat, melampaui keterbatasan pengetahuan kita.

IA tahu jawaban yang lebih baik daripada jawaban kita yang terbaik

Namun demikian, betapapun juga, tak pernah IA tidak menjawab, memang adakalanya Allah seperti membisu, tidak peduli, tidak bersedia mendengar, membiarkan yang buruk menimpa orang baik, tetapi
"kebisuan" itu boleh jadi justru adalah jawaban-Nya.

Namun bagaimana kalau Tuhan menjawab doa kita dengan "tidak".
Seperti Yesus, pada waktu di Taman Getsemani, memohon kepada Bapa agar cawan ini boleh lalu, namun Bapa menjawab tidak.

Matius 26:39
Kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.

Paulus juga memohon dalam doanya agar Tuhan mencabut duri dalam dagingnya dan Tuhan menjawab tidak.
Musa juga memohon agar ia diperkenankan menginjakkan kaki ke Tanah Perjanjian, tetapi Tuhan menjawab tidak.

Kalau Tuhan menjawab "tidak", ini tentu berat sekali menerimanya, tetapi sebenarnya, masih dapat diterimalah & ingatlah IA tetap setia menyertaimu.

Sebab, mau apa lagi? Yang penting, Tuhan telah memberi jawaban yang jelas, kita tidak perlu berharap-harap lagi, sebab betapapun berat, kita sudah mendapat kepastian.

Ia mengatakan tidak, karena Ia sedang mempersiapkan "yang lebih baik" buat kita, melatih kita untuk menjadi orang yang lebih tangguh, lebih sabar dan lebih mensyukuri hidup ini.

Tuhan Yesus memberkati
(By Joseph lie)

Thursday, November 13, 2014

Breakfast With God 2

Breakfast with God,

Di mana mana kita lihat orang sukanya menuntut untuk mendapatkan sesuatu yang lebih. Contoh: buruh menuntut upah, para profesional menuntut jabatan, anak menuntut sesuatu dari orang tuanya, suami menuntut isteri untuk tunduk, isteri menuntut suami untuk mengasihi, dan bahkan orang percaya juga sering menuntut janji Tuhan.

Namun yang dilupakan adalah kewajiban, kita seringkali maunya diperhatikan, tetapi tidak jarang melupakan tanggung jawab kita.

Orang masing-masing mencari kepentingannya sendiri dan menurut Paulus, sikap "egoisme" ini bila dibiarkan terus berkembang dan tidak disadari, akan menyebabkan perpecahan baik di keluarga, masyarakat, gereja atau jemaat, bahkan negara.

Di dalam keluarga atau jemaat, bila semua orang dan setiap anggota hanya menuntut agar keinginannya dipenuhi, kepentingannya diakomodir, hanya mau menerima tapi tidak mau memberi, hanya mau diperhatikan tetapi tidak mau memperhatikan, akan muncul bahaya perpecahan.

Setiap orang memang mempunyai kepentingan masing-masing, namun Alkitab mengatakan bahwa memperhatikan kepentingan orang lain jauh lebih penting daripada mencari kepentingan diri sendiri.

Filipi 2:3
Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia, sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri.

Di bagian lain Paulus mengatakan: "Jangan seorangpun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain"
"Setiap orang di antara kita harus mencari kesenangan sesama kita demi kebaikannya untuk membangunnya".

Yesus sudah memberi teladan kepada kita, Dia berkata:
"Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang"

Yesus mengajarkan kepada kita agar kita melayani sesama dengan tulus, bukan untuk mencari keuntungan atau puji-pujian yang sia-sia.

Tuhan Yesus memberkati
(By Joseph lie)

Wednesday, November 12, 2014

Breakfast With God


Yohanes 6:26
Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.

Ayat di atas dilatar belakangi peristiwa ketika Yesus memberi makan 5000 orang, makan gratis, hal ini memberi kesan bahwa ternyata ikut Tuhan tidak lapar, bagi mereka, Kristus adalah sesuatu yang sangat luar biasa, sehingga dalam mencari Yesus, mereka rela meninggalkan aktivitas, keluarga dan pekerjaannya.

Mungkin kita mengatakan bahwa ini kegiaatan keagamaan yang patut dipuji, saat mencari Yesus mereka tampak beragama, tetapi Yesus tidak memuji, karena mereka mencari Tuhan karena masalah ekonomi, masalah perut mereka, yang mereka cari adalah roti yang bisa mengenyangkan perut.

Jaman sekarang ini banyak orang beragama dalam kepalsuan, mereka mencari Tuhan hanya untuk mendapatkan berkat semata, bukan untuk memuji dan menyembah Dia.

Banyak orang dengan berbagai motivasi bisa datang ke gereja, mereka tampak khusyuk berdoa dan sangat taat dan rajin beribadah, namun ironisnya, ujung-ujungnya mereka ingin Yesus memenuhi kebutuhan mereka.

Banyak orang beragama hanya berfokus pada ritual belaka, bukan spiritual.
Secara ritual mereka tidak pernah absen beribadah, secara ritual mereka berpuasa, tetapi secara spiritual mereka kering.

Yesus berkata, "Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia", semua yang dilakukan hanya sebatas menjalankan kewajiban keagamaan, bukan sebagai jawaban atas panggilan Tuhan

Tuhan Yesus memberkati
(By Joseph lie)